website BAAK Gunadarma

Biro administrasi dan kemahasiswaan universitas Gunadarma.

Universitas Gunadarma

Universitas berbasis ilmu komputer dan teknologi informasi.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, November 30, 2014

Kepemimpinan (Softskill)

Pengertian Kepemimpinan

Definisi Kepemimpinan



Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:

* Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)

* Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

* Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:

* Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)

* Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)

* Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

* Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

* Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

* Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah :

* Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
* Bentuk persuasi dan inspirasi
* Kepribadian yang mempunyai pengaruh
* Tindakan dan perilaku
* Titik sentral proses kegiatan kelompok
* Hubungan kekuatan/kekuasaan
* Sarana pencapaian tujuan
* Hasil dari interaksi
* Peranan yang dipolakan
* Inisiasi struktur

Jenis-jenis kepemimpinan

Menurut Hasibuan (2002) Ada beberapa jenis  kepemimpinan yang antara lain adalah:

1. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu mengganti sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan. Bahwa tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif adalah apabila di dalam kepemimpinannya dilakukan secara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan realitas dan pertisipasi para bawahan, pemimpin motivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pemimpin dengan cara partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan hal mengambil keputusan.

Dengan demikian, pemimpin yang selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

3. Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin yang tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.

4. Kepemimpinan Situasional

Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada perilaku yang di observasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir. Penekanan pendekatan situasional adalah pada perilaku pemimpin dan anggota dan pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. Menurut kepemimpinan situasional tidak ada satupun cara terbaik untuk mempengaruhi orang lain.  kepemimpinan yang harus digunakan terhadap individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan pada orang yang akan dipengaruhi.

Sedangkan menurut Ahmad Taufik Nasution (2009) jenis kepemimpinan secara garis besar dikelompokkan kepada dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:

1. Pemimpin sekuler.

Pemimpin seperti ini beranjak dari landasan materialisme. Ia meyakini bahwa jabatan yang mereka peroleh adalah hasil dari kerja keras, tanpa campur tangan siapapun. Mereka meyakini usaha dan kesungguhan pasti akan membuahkan kesuksesan. Contoh pemimpin seperti ini adalah Adolf Hitler Mussolini, dan lain-lain. Bagi mereka kekuasaan adalah tujuan hidup, jabatan itu adalah akhir dari segala-galanya.

2. Pemimpin spiritual.

Kelompok ini yakin bahwa jabatan yang di peroleh semata-mata amanah yang di berikan Allah kepada mereka  Apapun yang di peroleh tidak hanya tergantung dengan kerja keras, dan kesungguhan, tapi juga sangat di tentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar eksistensi manusia. Contoh pemimpin seperti ini di palestina adalah Syekh Ahmad Yasin, di India ada Mahatma Gandhi.

Jelaskan fungsi dari pemimpin dalam organisasi

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

i.  Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
ii. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

4. Fungsi Delegasi.
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin.

 

Sumber :

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm

http://cafemotivasi.com/jenis-jenis-kepemimpinan/

http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html

Wednesday, November 26, 2014

BAB 6 Penutupan Buku Besar & Penyesuaian Kembali

 

1.       Rekening apa yang perlu di tutup pada akhir periode ?

2.       Perbedaan saldo sebelum penutupan dan saldo setelah penutupan ?

3.       Rekening  apa yang harus di sesuaikan kembali ?

 

Jawab :

1.        Pada akhir periode akuntansi, seluruh rekening nominal tersebut harus ditutup dengan saldo nol (tidak memiliki saldo). Seperti pada perusahaan jasa, jurnal penutup pada perusahaan dagang digunakan untuk menutup rekeningrekening nominal, yaitu rekening yang berkaitan dengan pendapatan dan beban. Hanya saja untuk laporan yang menggunakan metode harga pokok penjualan untuk rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan harga serta potongan pembelian tidak lagi dibuat ayat penutupnya karena rekening-rekening tersebut saldonya sudah nol. Ayat-ayat penutup yang digunakan untuk menutup rekening nominal sebagai berikut.

a.       Menutup pendapatan, yaitu semua rekening pendapatan di debit sebesar saldo masing-masing rekening, sedangkan rekening ikhtisar laba rugi di kredit sebesar jumlah semua rekening pendapatan.

b.      Menutup beban, yaitu semua beban di kredit sebesar saldo tiap rekening dan rekening    ikhtisar laba rugi di debit sebesar jumlah total rekening beban.

c.        Menutup perkiraan ikhtisar laba rugi, yaitu jika total sisi debit lebih kecil daripada kredit maka menunjukkan laba.

d.      Menutup prive, pada umumnya rekening prive,…. Ini bersaldo debit sehingga akan mengurangi modal perusahaan.

2.       Neraca saldo sebelum penutupan, merupakan kumpulan saldo semua buku besar, belum terdistribusikan antara akun riil (neraca) dengan nominal (laba-rugi). Di situ Anda masih bisa melihat rincian biaya dan pendapatan (akun nominal). 
Neraca saldo setelah penutupan, merupakan saldo setelah dilakukan jurnal penutup (closing entries). Jurnal penutup ini menutup seluruh account nominal (pendapatan dan biaya) yang dikumpulkan/diakumulasikan dalam retained earnings dalam account riil (neraca).

3.       Penyusutan/depresiasi aset tetap.

Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk menyusutkan aset tetap, salah satunya adalah metode garis lurus.

 

 

 

 

Tuesday, November 11, 2014

Akutansi BAB 4

Akutansi BAB 4

 

Pencatatan transaksi – Penyesuaian laporan keuangan

 

Jurnal → Buku Besar→Neraca saldo→Laporan Keuangan

                                                                                         

                                        Jurnal Penyesuaian→Neraca Lajur

 

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akutansi atau memisahkan antara pendapat dan beban dari suatu periode dengan prinsip dan konsep uang berkaitan dengan penentuan laba.

Prinsip dan konsep yang bekaitan dengan penentuan laba :

·         Konsep akutansi akrual.

·         Periode akutansi.

·         Prinsip akutansi.

·         Prinsip mempertandingkan.

Periode Akutansi

Ÿ  Cara untuk mengukur keberhasilan operasi perusahaan (Laba) adalah dengan membuat Laporan Keuangan secara periodik.

Ÿ  Jangka waktu suatu periode akuntansi pada umumnya 1 tahun, dan pada akhir periode perusahaan membuat Laporan Keuangan tahunan.

Ÿ  Periode akuntansi sebagian besar perusahaan:1 Januari sampai dengan 31 Desember

Ÿ  Laporan Keuangan yang dibuat sebelum berakhirnya periode akuntansi: Laporan Keuangan Interim, misalnya setiap akhir bulan, kwartal, dsb.

 

Perbedaan Hutang Dagang, Jasa dan Usaha.

Hutang adalah sebuah kewajiban untuk membayar dengan uang tunai atau barang atau jasa.

Hutang dagang adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan untuk barang atau jasa yang telah dibeli dari pemasok luar.

Hutang usaha atau hutang dagang  adalah hutang kepada orang pribadi atau bisnis atas barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayar.

 

 

Wednesday, November 5, 2014

Akutansi (Bab3)


Buku jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari transaksi tersebut.
Kolom-kolom yang harus ada pada buku jurnal :
  1.     Halaman jurnal 
  2. Tanggal Keterangan
  3. Referensi
  4. Debit dan kredit
Bentuk-bentuk rekening.
  • Rekening berbentuk T (account).


Bentuk ini berbentuk yang paling sederhana yang menyerupai huruf T. Betuk ini mempunyai 2 sisi yaitu sisi debit dan sisi kredit.
  •  Rekening berbentuk T disempurnakan (bentuk 2 kolom).

Bentuk ini merupakan penyempurna dari rekening bentuk T dimana sisi debit maupun sisi kredit masing-masing dibagi  menjadi kolom tanggal, keterangan, referensi dan jumlah.
  •   Rekening berbentuk tiga kolom.


Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
D / K
Saldo


 Keterangan : 
o   Kolom tanggal unutk mencatat tanggal terjadinya transaksi.
o   Kolom keterangan untuk mencatat keterangan/uraian yang terdapat dalam jurnal.
o   Kolom ref ( referensi) untuk mencatat nomor halamn jurnal.
o   Kolom debit untuk mencatat jumlah uang yang kita debit.
o   Kolom kredit untuk mencatat jumllah uang yang kita kredit.
o   Kolom D / K untuk mencatat macamnya saldo dari rekening yang bersangkutan. Jika rekening tersebut bersaldo debit maka ditulis D dan sebaliknya jika rekening tersebut bersaldo kredit ditulis K.
o   Kolom saldo untuk mencatat jumlah saldodari rekening tersebut.

  •  Rekening berbentuk empat kolom

Bentuknya hampir sama dengan rekening berbentuk tiga kolom hanya bedanya dalam kolom saldo terbagi dua yaitu kolom debit dan kolom kredit. 

Akutansi

Bab 2

Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba/Rugi disebut juga laporan pendapatan dan biaya atau hasil operasi , yaitu suatu laporan yang dibuat secara sistematis berisikan gambaran ringkas tentang penghasilan dan beban dalam periode tertentu dari suatu perusahaan.
Jenis - Jenis Laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut :
  •   Laporan laba-rugi perusahaan jasa
  •  Laporan laba-rugi perusahaan dagang
  •  Laporan laba-rugi perusahaan manufaktur

Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang disusun secara sistematis mengenai harta, utang, dan modal pada saat tertentu. Neraca terdiri dari 2 bagian. Yaitu bagian Harta dan bagian kewajiban dan modal.
Elemen-elemen neraca :
1.     AKTIVA
a.    Aktiva Lancar
·   Kas
·   Surat-surat berharga
·   Piutang
·   Persediaan
·   Beban dibayar dimuka
b.     Aktiva Tidak Lancar
·    Investasi Jangka Panjang
·   Tanah,Bangunan,dan Peralatan
·   Aktiva tidak berwujud
·   Aktiva Jangka panjang lainnya
2.    PASSIVA
a.    Kewajiban
·   Utang jangka pendek
·   Utang jangka panjang
·   Utang biaya
·   Utang wesel
·   Utang penghasilan
b.    Equitas
·   Modal saham
·   Agio
·   Disagio
·   Tambahan modal disetor
·   Laba yang ditahan

Neraca percobaan adalah alat untuk koreksi kebeneran pendebitan atau pengkreditan. Neraca percobaan dapat juga disebut Neraca saldo. Neraca saldo adalah kumpulan saldo perkiraan dalam buku besar.

Cara menghitung Hpp :
Hpp = persediaan barang jadi awal + Harga pokok produksi – persediaan barang jadi akhir

Sunday, November 2, 2014

Komunikasi Dalam Organisasi

Tugas 3 (softskill)

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).


Unsur-Unsur Komunikasi :
1. Sumber
2. Komunikator
3. Pesan
4. Channel/ Saluran
5. Komunikasi
6. Efek
7. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi


Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1) personal
2) kelompok, dan
3) massa

Dari segi sasarannya, komunikasi ditujukan atau diarahkan kedalam komunikasi personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

JENIS KOMUNIKASI ORGANISASI
Ø  Komunikasi Internal
Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].

Dua dimensi komunikasi internal :
1.     Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan
2.    Komunikasi Horisontal
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

Ø  Komunikasi Diagonal [Cross Communication]
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.

Ø  Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.

Sumber :
https://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-dan-unsur-unsur-komunikasi/
http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/